Jumat, 21 Februari 2014

MY WONDERFUL JOURNEY Part 2

Raudhah

Salah satu bagian Masjid Nabawi terkenal dengan sebutan Raudlah (taman surga). Insyaallah doa-doa yang dipanjatkan dari Raudlah ini akan dikabulkan oleh Allah swt. 
Seperti sabda Rasulullah Saw, “Antara rumahku dengan mimbarku adalah Raudhah di antara taman-taman surga” (HR. Bukhari) 

Para ahli hadits menafsirkan taman surga sebagai tempat Allah SWT menurunkan rahmat dan kebahagian-Nya karena dilakukan zikir serta pemujaan kepada Allah SWT. Secara bahasa, “Raudhah” berarti taman. 

Raudhah merupakan salah satu ruangan di Masjid Nabawi yang banyak dimasuki jamaah untuk memanjatkan doa. Ia terletak di antara kamar Nabi dan mimbar untuk berdakwah. Luas Raudhah dari arah Timur ke Barat sepanjang 22 m dan dari Utara ke Selatan sepanjang 15 m. Luasnya yang hanya 144 meter persegi tak sebanding dengan jutaan jamaah yang berebut ingin masuk ke sana. 

Di kawasan ini juga terletaknya maqam junjungan besar kita, Rasulullah saw, juga dua sahabat besar, Saidina Abu Bakar R.A dan Saidina Umar R.A. Lokasi Raudhah ini merupakan bagian dari shaf laki-laki, hanya terbuka untuk perempuan di jam tertentu, saat dhuha dan setelah shalat dhuhur. Bukan hal yang mudah untuk bisa memasuki Raudhah. Alhamdulillah, rombongan kami mendapat kemudahan saat menuju raudhah. Jika sudah berhasil masuk setelah berjuang berdesak-desakan, jamaah memanfaatkan kesempatan berada di area ini untuk shalat dua rakaat, berdzikir, berdoa maupun membaca Alquran. Suara takbir, tahmid dan tahlil diiringi dengan shalawat kepada Rasulullah saw dan lirihnya doa bercampur jadi satu. 

Ketika berdo’a di sini, janganlah sambil menghadap makam. Menghadaplah ke arah Kiblat. Sementara ketika di depan makam Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tidaklah perlu mengusap2 jendela makam dan menciumnya, atau menempelkan dada dan perut, karena syariat Islam sama sekali tidak menuntunkan demikian.Ucapkan saja sebanyak mungkin shalawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan sahabat serta keluarga.

Menunggu giliran untuk memasuki Raudhah
Setelah sholat Dhuha sambil menunggu antrian menuju Raudhah
Raudhah
Masjid Quba


Kunjungan kami selanjutnya adalah ke Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW. 

"Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri".......(At Taubah, 108)

Pada saat perjalanan kami menuju masjid Quba, hujan mengguyur kota Madinah. Meskipun begitu, tidak mengurungkan niat kami untuk melaksanakan sholat Dhuha dan sholat sunat lainnya di mesjid Quba. Sungguh pengalaman tak terlupakan saat merasakan guyuran hujan selama di Madinah. 
Dikarenakan hujan yang cukup deras, saya cuma sempat mengabadikannya dari atas bis
Selain ke Masjid Quba, kami juga di ajak untuk melihat Jabal Uhud. Bukit tempat terjadinya perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekkah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.
Setelah itu kami juga singgah di pusat oleh-oleh khusus kurma yang terletak di dekat kebun kurma terbesar di Madinah. Berbagai macam kurma tersedia disini.

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim, diriwayatkan hadits dari Shahabat Sa’ad bin Abi Waqqash, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau Rasulullah pernah bersabda :
Barangsiapa mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwa pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir” (HR Al-Bukhari dan Muslim) 

Selain kurma, disini juga dijual berbagai jenis olahan kurma seperti coklat, biskuit atau camilan lainnya. Selain itu juga dijual berbagai macam kismis dan kacang-kacangan. 

Suasana ramainya pengunjung di toko kurma

Setelah selesai berkeliling kota Madinah seperti Masjid Quba, kebun kurma, makam Baqi tempat makamnya para sahabat nabi, Jabal Uhud dan percetakan Alqur'an, kami pun kembali menuju hotel untuk bersiap melaksanakan ibadah sholat Dzuhur di masjid Nabawi. Selama perjalanan pulang, terlihat air hujan menggenangi jalanan kota Madinah, padahal hujan turun saat itu tidak lebih dari 1 jam. Karena kondisi geografisnya, kota ini rawan sekali terjadi banjir. Namun semua sudah diatur oleh Allah SWT, kota Madinah jarang sekali diguyur hujan, dalam satu tahun curah hujan di kota ini bisa dihitung. Begitulah yang saya dengar dari penjelasan pemandu tour umroh kami.



to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar